Jumat, 28 Desember 2012

Diseminasi Film "HARUS"


Sudah lama ga menulis di halaman blog saya karena kesibukan. sungguh rindu bukan kepayang. jadi saya awali lah tulisan saya pagi ini dengan curhatan kegiatan kemarin malam. Jadi tuh, kemaren 27 Desember 2012, bertempat di Kedai tempo, Jl. Utan Kayu 68 H Jakarta Timur.. Sukses Launching film . Banyak loh yang dateng, sangat terharu karena ini film pendek yang sarat akan makna.


Kenapa sih buat film ini??? well, sedikit cerita, Pada 2011 @IPPI_Indonesia menyelesaikan riset kekerasan terhadap perempuan keapada anggota IPPI di 8 Provinsi. So sad ternyata kekerasan msh banyak terjadi pada sahabat sahabat kita. Ide Film adalah sebagai Pendokumentasian kasus2 kekerasan tersebut dan menjadi bahan advokasi untuk Perempuan dengan HIV+ melawan kekerasan dan mendobrak konstruksi sosial yang menyesatkan.

Kekerasan yang dialami oleh teman teman perempuan HIV+ bukan cuma kekerasan Fisik dan bukan hanya dari pasangan aja. perlu diingat! Kekerasan Ekonomi dan Psikis yang juga hadir dalam masyarakat dan keluarga juga ada dan lebih menyiksa. Diskriminasi karena hidup dengan HIV, merawat anak seorang diri, menghidupi keluarga dan tak jarang mendapat kekerasan fisik.

Nah, harapannya. Dari film yang sebenarnya ga ada ujungnya alias gantung itu.. Masyarakat bisa melihat bahwa ini loh kejadian yang sebenarnya terjadi di indonesia. Bahwa Perempuan pada umumnya, bukan cuma perempuan dengan HIV saja. Berputar di lingkaran kekerasan yang tak kunjung selesai.. Ga ada yg berani bicara karena dibatasi konstruksi sosial.

Lalu datanglah mengajak saya, apakah saya bersedia menjadi tokoh utama, menjadi Eli, Perempuan yang dalam film ini mendapat kekerasan bertubi tubi. secara fisik dari suami, secara sosial oleh masyarakat, juga dari keluarga terdekat.  Saya ga langsung bilang iya. Saya mikir dulu. Karena sebenarnya saya takut. Saya khawatir ini akan menjadi bumerang untuk saya Kembali ke lingkaran itu lagi. Tapi saya juga berfikir. Siapa yang akan bicara, dan memulai menyuarakan kekerasan yang terjadi. Bolanya saya pegang & gawangnya di depan mata.. Akhirnya. Saya mengambil peran menjadi Eli dalam film tentang kekerasn terhadap perempuan dgn HIV+

Selama proses Reading, briefing dan syuting film , aga parno karena akan ada adegan saya akan dipukul ditendang dan dibentak bentak. Film berdurasi 25 menit dengan tangisan di hampir setiap scene! What.. Sempet stres juga waktu itu..membayangkan, bagaimana bisa saya menangis! lalu saya baru sadar kenapa artis bisa dapet piala Citra. Karena dia kesurupan menjadi tokoh yang diperankan. And its not easy..

Di film ini saya harus menjiwai segala kesedihan dan kesakitan yg dirasakan teman ippi di daerah, supaya bisa lebih menjiwai peran. dan berhasil saya larut dan hancur dalam kesedihan serta keterpurukan yang dialami oleh mereka.

Ada satu scene, dimana setelah saya ditendang dan dibentak, saya ga berhenti nangis selama stengah jam padahal sutradara sudah bilang "cut". ga pake air mata buatan. Tapi saat itu saya bener-bener takut. Beneran Kaki sudah luka dan nafas berderu kencang, tangisan pun ga bs dibendung lagi..

Semalam dalam launching film , tokoh Yaya suami sy bilang.. "Buat Laki laki yang suka mukul,kok bs gampang yah? buat saya jujur sangat sulit.."  Yup, pemeran tokoh suami pun perlu trauma healing sampe hari ini. Karena doi ga biasa mukul atau bentak. Dalam film harus melakukan itu.. kang Bani kamu hebat! semoga banyak pelaku kekerasan akan menyaksikan film ini dan tersadar, betapa memprihatinkan tindakan kekerasan itu.

Ada satu kejadian tidak enak juga saat proses syuting. saya kesetrum kabel listrik 1000 watt, ini diluar scenario. Karena ada bagian kabel yang ternyata terbuka.. Sampe harus break syuting.  lalu, Selama 3 hari syuting juga disediakan ibu tukang Pijat yang standby menunggu kita hingga jam 11 malam, selepas syuting langsung antri untuk pijat. Udara kota Bandung yang menjadi tempat pengambilan gambar yang dingin saat malam membuat kita agak sulit tidur saat malam hari.

Wah seru pisaan! Asli!
Saya sampai hari bangga dan bersyukur karena dipercaya menjadi tokoh Eli di Film

Yang semalam ikutan nonton filmnya, pasti banyak yang bertanya2.. Kenapa bikin film-nya gantung..  Kenapa Eli ga dapat jalan keluar dari kasus kekerasan yang terjadi pada dirinya di film

Lalu apa yang harus dilakukan perempuan jika berada dalam lingkaran konstruksi sosial yang menyebabkan dia ga bisa ngomong apa2, bahkan bela diri..  Ini jelas tanggung jawab bersama. Ada Peran dan laki2 dan perempuan dalam keseimbangan keluarga dan masyarakat. Bukan berarti perempuan harus selalu dibela dalam hal apapun. Bukan kami yang selalu lebih lemah dan ga bisa apa apa..dan selalu dibela. Tapi kalau menurut saya perempuan pun punya peran untuk bernegosiasi dalam kehidupannya. Untuk menyepakati dan mengambil setiap keputusan terbaik untuk keluarga/masyarakat..

Tentunya perempuan itu ga berdiri sendiri. 
Ada partisipasi laki laki yang sangat besar di dalamnya..  

Contoh. Saat merencanakan kehamilan. Suami/pasangan juga harus diajak lohh ke RS, untuk konsultasi dengan tenaga kesehatan.. Atau saat setelah melahirkan. Ada diskusi terkait pilihan persalinan, menyusui, dan peran suami/keluarga pasca persalinan.. Suami dan keluarga harus terlibat dari mulai perencanaan sampai implementasi. Bukan cuma konsen di proses nya saja.

Saya kalo dah ngomongin pelem jadi mau peluk tante tante dan om yg menjadi Mentor selama mendapat pendalaman ilmu SRHR  (SRHR, Sexual Reproductive Health and Right). Big Thank's and Peyuk peyuk peyuk!! *group hugs* for Ps. *laporan evaluasi segera menyusul*

well btw... Menikah, tidak mudah.. Tapi menyenangkan. Patahkan konstruksinya dan hidup berbahagia dengan komunikasi yang baik didalamnya. bersama IPPI saya dapat kekuatan & pelajaran berharga. Mari belajar menghargai diri sendiri, supaya tahu bagaimana cara menghargai orang lain.  Film juga mengajarkan saya untuk hidup dalam kebahagiaan yang kita butuhkan, bukan bersandar pada konstruksi sosial yang biasanya bikin riweuh.

Bagaimana pada akhirnya saya bisa berkomunikasi dengan ayah ibu saya tentang status HIV saya, tentang cara pengobatan dan perawatan.. Mereka juga harus tahu dan punya peran.. Keluarga juga punya peran aktif. Mereka bisa kok tidak mendiskriminasi, bahkan banyak bantu. Asal dikasih tau info nya, diajak diskusi dan ngobrol..

dan Kelak. *ehem* jika saya menikah (lagi) nanti. Saya dan Pasangan akan berkomunikasi dengan baik buat kebahagiaan keluarga kami. Bicara dengan pasangan tentang Bagaimana merencanakan pendidikan anak, gimana pengelolaan keuangan, bagaimana pentingnya bersosialisasi dengan masyarakat.

Hwahhh, alhamdulilah deh pokonya film nya sudah di launching kemaren!
Terima Kasih untuk semua Pihak yang sudah membantu dan bekerja sama serta mendoakan Proses Film dari awal sampe launching kemarin!

Yuk ah, Mau HIV+ ataupun tidak, harus jadi perempuan yg cerdas, rendah hati dan tetap bertanggung jawab! Bahagia bukan cuma punya diri sendiri. Bagaimana caranya, kebahagiaan kita bisa juga dirasakan oleh semua masyarakat..


Sebuah Film bertemakan Kekerasan terhadap perempuan dengan HIV. kerjasama Ikatan Perempuan Positif Indonesia dengan UN Woman. Terinspirasi Hasil riset kekerasan terhadap perempuan IPPI tahun 2011, sebagai bahan dokumentasi advokasi dan pembelajaran bagi kita semua. Dihadiri lebih dari 70 sahabat dari komunitas, Pers, wartawan, mahasiswa, blogger dll.. Terima kasih Banyak. Hatur Nuhun untuk semua Pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. :')



Special Thanks
* duo sejoli yang sangat membantu saya dalam proses Kang Arif Rachman dan Koda Aksomo 
* lola Lamanda buat dukungan, MC, wejangan, fashion stylist, dan istri yang setia..
* Egi Secada, untuk Lebam Biru dan mata sembab buatan yang luar biasa cynn!
* @melaninband untuk lagu "Aku Ingin Dia Selamat"
* Auliya Ahmad dan @Manglo_Band untuk nada nada indah yang mewarnai film ini..
* Nowme Terito untuk "Birahi blues" dan "Bersama hadapi Sgalanya"

Terima kasih yang tak terkira Febby Arhemsyah untuk support dan dukungannya, Lets walk side by side till end, i love you mwahh! :* makasih kaos dan gelangnya yang keren!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar